Tuhan Jatuh Cinta pada Telinga?
“Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan
firman-Ku.”
Kejadian 22:18#Kisah Para Rasul 3:25; Galatia 3:16
Dear, (Kak Magda) and Reader…
Bulan ini, saya diberkati oleh ayat ini. Firman ini merupakan ayat hafalan yang saya kasih untuk anak-anak Sekolah Minggu di kelas Hope Full GBT Yesus Juruselamat Purwokerto. Setelah menghafal ayat ini dan merenungkannya, saya menyadari betapa pentingnya memiliki sebuah hati yang menggerakan telinga untuk mendengar. Bahkan, Salomo yang Tuhan karuniakan hikmat yang berlimpah mengatakan bahwa “… mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban…” (Pengkhotbah 4:17). Mendengar dengan penuh perhatian, adalah keputusan yang menyangkut kerendahan hati penuh untuk memahami apa yang Allah kehendaki untuk kita kerjakan bagi kepuasaan hati-Nya (God’s Hedonism). Dari sudut pandang manusia, tampaklah besar ketidakadilan Allah. Bagi Allah, dalam sudut pandang-Nya yang sempurna tentunya: mendengar dan melakukan kehendak-Nya adalah yang terutama.
Sebagai seorang Bapak yang bertahun-tahun merindukan tergenapinya janji Tuhan bahwa Abraham akan dikaruniakan seorang anak (Kejadian 12:2,3; 15:3-6; 18:9-14), setelah tergenapi bukankah kesukacitaannya terhadap Ishak anaknya sangat besar? (Kejadian 21:1-7). Jika anaknya sakit, maka seorang Bapak akan menjaganya sepanjang malam, menyediakan sarana kesembuhan yang terbaik, dan sangat bersusah hati hingga ia dapat berkata: Nak, biarlah kiranya Bapak saja yang sakit, enkau sehat… Sungguh mengoyak sanubari Bapak Abraham bahwa Allah, Pribadi yang teramat besar kasih dan setia-Nya meminta untuk Abraham menjadikan Ishak sebagai korban bakaran: Firman-Nya: “Ambilah anakmu yang tunggal itu, yang engkau KASIHI, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu” (Kejadian 22:2). Jika saya jadi Abraham, sejujurnya saya tidak rela membunuh anak saya sendiri. Jika Ishak mati, bukankah itu akan menghancurkan harapan Abraham untuk menjadikan Ishak sebagai ahli warisnya (atas harta, atas nama ayahnya/marga)? Bukankah itu akan memutuskan rencana Allah dalam janji-Nya kepada Abraham bahwa melalui keturunan Abraham Allah akan membuat sebuah bangsa yang besar (Kejadian 12:2; 15:5)?
Eittts… Nah, kenapa Abraham justru mengikuti semua perkataan Allah? Mengapa ia seolah tidak menghiraukan sanubarinya dan anak-istrinya? Karena… Abraham MENDENGARKAN Allah. Abraham telah memberi hati yang mendengar terhadap kehendak Allah sejak Kejadian 12, yaitu peristiwa di mana untuk kali pertama Abraham dipanggil Allah keluar dari Ur-Kasdim untuk pergi ke sebuah tempat yang dijanjikan Allah, sekalipun saat itu Abraham belum tahu kemana ia akan dibawa Tuhan. Selain tempat (tanah perjanjian) Allah juga menjanjikan keturunan yang kemudian menjadi bangsa yang besar, dan berkat yang besar untuk memberkati bangsa-bangsa disekitarnya. Selain itu Abraham juga ‘mendengar’ terhadap Allah ketika Allah kembali menjanjikan keturunan baginya dalam Kejadian 15, serta Kejadian 17 di mana Allah dengan tanda sunat membuat perjanjian (covenant) kepada Abram (nama sebelum diubah menjadi Abraham) bahwa ia akan menjadi bapa sejumlah bangsa yang besar (17:4-7). Dari kronologi kehidupan Abraham, dia tampak sebagai Bapak yang penuh iman, Bapak yang mendengarkan Allah dengan penuh kepercayaan.
Mengapa Abraham mengikuti kehendak Allah untuk mempersembahkan anaknya? Karena Abraham selalu mendengarkan Allah dan janji-janji-Nya. Tidak mungkin Allah akan membunuh Ishak, sebab melalui ishak keturunan yang Allah kehendaki akan dinyatakan, bukan melalui Ismael.
Kejadian 21:10-12; “Berkatalah Sara kepada Abraham: “Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak. Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu. Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: “Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebutketurunanmu ialah yang berasal dari Ishak.”
Dengan ini, sikap Abraham dalam mendengarkan Allah sangat teruji, itu sebabnya dalam Kejadian 22 perikop yang diberikal LAI adalah Kepercayaan Abraham diuji; Abraham sungguh sangat piawai dan mumpuni dalam hal mendengarkan Allah. Abraham telah melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Allah selalu limpah akan kasih dan setia-Nya, Abraham tidak memikirkan bahwa Allah akan menghentikan garisketurunannya dan berbuat jahat terhadapnya. Abraham telah mengambil keputusan besar dalam hatinya untuk terus mendengar dan melakukan perkataan Allah dengan seprofesional mungkin.
Ternyata, hasil dari Abraham mendengar firman Allah adalah kuasa untuk berjalan dalam IMAN. Dalam Roma 10:17 dituliskan bahwa “Jadi, iman timbul dari PENDENGARAN… oleh firman Kristus.” Hal itu juga menjadi sebab mengapa Abraham disebut sebagai Bapa segala orang beriman (Roma 4:11), dan kita yang beriman kita bisa menerima berkat oleh karena iman kita seperti iman Abraham, Galatia 3:9 tertulis di sana; “Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu.”
Apa yang dihasilkan dari mendengar (Kejadian 22:18)? Iman, apa yang dihasilkan dari iman (Roma 10:17)? Ketaatan (Ibrani 11:8 “Karena iman Abraham taat, ketika dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.”
Sebetulnya, yang Allah lakukan bukanlah ketidakadilan, melainkan sebuah alur proses kebaikan untuk Abraham dan kita yang bersedia mendengar, beriman, dan ketaatan yang menghasilkan berkat khusus (Berkat khusus untuk abraham ialah: Tanah perjanjian/Kanaan; keturunan/Ishak; dan berkat kemakmuran dalam bangsa dan menjadi berkat bagi bangsa lain: Kekayaan(masa Israel pada kekuasaan Salomo_1 Raja-raja 10:13) dan keselamatan(Amanat Agung yang diberitakan para murid Yesus_Matius 28:19-20).
Kisah Abraham memberikan sebuah pola: mendengar – iman – ketaatan – berkat khusus. Kadang, apa yang kita harapkan bukanlah yang terbaik yang dari Allah. Pekerjaan, pelayanan, atau pasangan hidup atau apa pun yang menjadi keinginan kita belum tentu itu yang Tuhan ingin kita kerjakan secara maksimal. Yang dapat saya kerjakan saat ini adalah, banyak mendengar suara Tuhan dalam Bible reading dan doa khusus: apakah segala yang saya kerjakan dan inginkan akan menyukakan hati Tuhan dan membuat-Nya puas untuk apa yang telah saya kerjakan.
Pokok Doa September:
- Kiranya dalam PPL 1th ini saya dapat menyendengkan telinga terhadap kehendak Tuhan dan menemukan genteng bocor yang harus saya perbaiki.
- Kiranya Tuhan memelihara kehidupan ayah tercinta (Bpk. Darmo Soemarto) di Purbalingga; juga pertumbuhan imannya bersama jemaat di GKJ Pengalusan-Purbalingga.
- Kiranya saya berdaya guna di tempat PPL 1th, dan dapat melakukan hal-hal praktis yang diperlukan.
- Kiranya Vinna dan saya memperoleh visi yang sama dari Tuhan sehingga dapat memperoleh anugerah untuk memuaskan hati Tuhan.
Tak lupa untuk mengucapkan terimakasih atas beasiswa Makedonia yang membiayai semua adminidtrasi akademis dan yang memotivasi saya dapat berjuang dalam pembentukan mengikuti kehendak Tuhan dalam diri saya bagi suku Banyumas tercinta. Tuhan Yesus memberkati.
SURAT DOA MAKEDONIA SEPTEMBER 2016